Details
Title: 미스 리플리 / Miss Ripley
Also known as: Miss. Ripley Who I Loved... / Ripley
Previously known as: 굿바이 미스 리플리 / Goodbye Miss Ripley
Genre: Melodrama, romance
Episodes: 16
Broadcast network: MBC
Broadcast period: 2011-May-30 to 2011-Jul-??
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Synopsis
Dua orang yang berbeda jatuh cinta pada Jang Miri,Jang Miri wanita yang hidup dengan penuh kebohongan didorong keinginan nya atas keserakahan harta atas nasib nya yang malang sejak kanak-kanak.
Jang Myung Hoon adalah manajer perhotelan yang ambisius ia selalu melakukan pengawasan yang sempurna untuk dirinya dan kehidupannya.
Sedangkan Yukata seorang pewaris konglomerat yang memiliki hotel Korea-jepang yang hangat dan lembut .Cinta Mereka untuk Miri dan ambisi Miri yang tragis membawa mereka kejalan kehancuran.
Cukup ironis
Cast
Lee Da Hae as Jang Mi Ri
Park Ha Young as young Mi Ri
Micky Yoochun as Yutaka
Kim Seung Woo as Jang Myung Hoon
Kang Hye Jung as Na Hee Joo
Extended Cast
Hwang Ji Hyun as Lee Gwi Yeon
Choi Myung Gil as Lee Hwa
Lee Sang Yeob as Ha Chul Jin
Song Jae Ho as President Lee
Jang Yong as Song In Soo
Kim Na Woon as Kang Shi Young
Kim Chang Wan as Director Choi
Baek Bong Ki as Deputy Manager Kim
Lee Soo Mi (이수미) as Jo Eun Bom
Kim Jung Tae as Hirayama
Min Joon Hyun as Manager Han
Park Ji Yeon as Yuu (cameo)
Production Credits
Producer: Han Hee
Director: Choi Yi Sup, Choi Won Suk
Screenwriter: Kim Sun Young
source: http://wiki.d-addicts.com/
Episode 1
Jang Miri (Lee Dae He) seorang wanita cantik berambut panjang tengah berlari-lari bersama anak kecil.Ditempat lain dua orang pria sedang memikirkan dirinya.
Pria pertama lebih muda: "Aku bertemu dengannya pada suatu hari musim semi. Aku tahu itu pada pandangan pertama. Wanita ini memiliki mata yang mirip dengan alhamarhum ibuku. Wajahnya tersenyum itu indah.Aku benar-benar mencintainya "
Pria kedua: "aku sudah bosan dengan dunia - dan wanita itu yang mengajarkan saya bagaimana untuk hidup. Dia seperti hatiku. Aku mencintainya."
Mereka berbicara seolah-olah dalam memori Jang Miri dalam kehidupan lampau.
Kini melompat kewaktu sekarang.
Fukuaka,Nakasu,Jepang.
seorang wanita yang bekerja sebagai Hostes/wanita hiburan dibar dengan dandanan menyolok (Baju merah dan menggunakan wig panjang).
Pada dasarnya Miri membenci pekerjaannya dan rasa getir rindu akan korea asalnya.Meskipun begitu,dia telah diadopsi kejepang sebagai anak angkat.
Sayang ayah angkatnya bangkrut karna keburukannya sendiri dan memaksa miri untuk membayar hutang-hutangnya.
Di korea,Direktur perhotelan Jang Myung Hoon baru saja tiba disalah satu suite dihotelnya untuk menangani sebuah masalah. Ia menemukan seorang wanita setengah baya mengamuk dan berteriak histeris menyebut seseorang sebagai "bajingan". Ruangan itu berserakan kaca dan tangan wanita itu berdarah.
Staff nya panik dan bertanya apa yang harus mereka lakukan, tetapi Jang Myung Hoon dengan sopan menolak untuk mencampuri urusan tamu dihotelnya. Hingga wanita itu ambruk dan kesulitan bernapas, Myung Hoon memberikannya pertolongan, akhirnya ia menyuruh staffnya memanggilkan ambulan.
Myung Hoon kembali kemejanya dan disambut oleh laporan rekan kerjanya, direktur Kang bahwa seorang karyawan kunci mereka telah berhenti bekerja dan kembali ketanah airnya.
Hal ini mendatangkan kesulitan mengingat seorang tamu VIP berasal dari jepang, Nakamura akan datang dan melakukan hubungan bisnis. mereka membutuhkan seseorang yang menguasai dialek Hakata untuk mengambil hati konglomerat tersebut.
Kembali Fukuaka, Miri sedang mengendap-endap, lalu keluar dari sebuah bangunan kumuh dengan tali panjang, (sepertinya tali itu semacam sumbu) yang mengarah kedalam tumpukan bahan peledak. Miri menyalakan rokok dan menanamkannya ditanah. Setelah itu ia berjalan kerumah mucikari Hirayama. Miri menyerahkan setumpuk uang tunai, sebagai gantinya Hirayama melemparkan pasport dan beberapa kertas.
Tetapi Hirayama tidak membiarkan Miri pergi dengan mudah, dan mulai melecehkan Miri. Miri mendapat akal, ia berpura-pura terbujuk dan hendak menanggalkan pakaiannya sendiri. mengulur waktu hingga ia mendapat celah, ia melarikan diri.
Rencananya berjalan lancar, Suara keributan bangunan meledak membuat Hirayama panik. Miri tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia mengambil pasportnya dan berlari sekuat tenaga. Hirayama mengejarnya, Miri seperti orang gila berlarian ke statasiun dimana temannya telah menunggu dengan kopernya. Miri berbicara sedikit dengan temannya dan ia melepaskan wig nya. Tidak menunggu lebih lama, Miri segera masuk ke kereta.
Hirayama datang berusaha mengejar Miri, teman Miri berusaha menghalangi tetapi malah dibuat jatuh, Dan Miri berhasil masuk kekereta lebih dulu. Diluar Hirayama berteriak-teriak, tetapi Miri hanya memandanginya dengan tangis beserta senyuman kemenangan.
Myung Hoon dipanggil oleh ayah mertuanya, yang merupakan presiden direktur dari Hotel A. Ia bertemu saingan bisnisnya, Lee Hwa yang merupakan wakil presiden dari Mondo Resort. Myung Hoon merasa tidak nyaman. Ayah mertuanya mengenalkan Lee Hwa pada Myung Hoon, mereka berdua bersikap seolah tidak saling kenal, tetapi ada ketegangan diantara mereka yang menandakan bahwa mereka telah saling mengenal.
Myung Hoon melaporkan tentang upayanya melaporkan tentang pencarian pengganti karyawan yang akan menghubungkan mereka dengan Nakamura (karyawan yang fasil dialek hakata). Lee Hwa menawarkan salah seorang karyawannya untuk membantu, ditolak dengan sopan oleh Myung Hoon, karena diam-diam Myung Hoon menyadari ancaman dibalik perkatan Lee Hwa dengan penawarannya itu.
Mereka berdebat dengan kata-kata sopan mengenai pendapat mereka tentang bagaimana hotel harus dijalankan, dan Myung-hoon meyakinkan ayah mertuanya bahwa dia bisa menangani situasi itu. Meskipun mereka sedang mencari penghubung perempuan, dalam skenario terburuk ia siap untuk hadir ke Nakamura secara pribadi, meskipun menimbulkan kekhawatiran lain untuk presiden, yang menunjukkan bahwa komplikasi dapat menyertai peningkatan layanan mereka dari VVIP (Orang yang sangat penting) untuk RVIP (Tamu penting dari kerajaan).
Didalam kereta, Miri melihat anak perempuan yang sedang memperhatikannya, Ia mengangkat tangannya memperlihatkan kuku-kuku bercat pink miliknya. "Cantik kan?" tanya Miri halus. Anak itu menangguk. Miri mengalihkan pandangannya kekalung milik anak itu, mengingatkannya pada saat-saat ibunya meninggalkannya dengan sebuah kalung yang mirip dengan kalung yang dipakai anak itu.
Miri kecil menangis dan meminta ibunya jangan pergi, tetapi tidak dihiraukan sang ibu yang tetap kekeuh untuk pergi. Tidak lama setelah kejadian itu ayahnya meninggal dunia. Miri dikirim kepanti asuhan.
Seorang anak berusaha ingin berteman dengan Miri, Tetapi Miri menyambutnya dengan dingin. Disekolah, Miri diganggu oleh sekelompok anak yang mengejeknya sebagai anak yatim. Miri marah dan berkata ia masih punya ibu, Ketua dari anak-anak itu tidak peduli dan terus mengejeki Miri, Miri menamparnya. Ketua anak-anak itu menampar Miri kembali, saat Miri hendak menampar lagi, gurunya memergoki. Ucapan gurunya membuatnya panas "Karena kau seperti ini makanya mereka menghinamu sebagai anak yatim piatu". Miri tetap menampar anak itu, dan ia memasukkan tas nya kedalam tong sampah.
Miri kecil dihukum atas perbuatannya. Ia menangis dan menanggil ibunya dengan pilu.
Miri tersentak bangun dari kenangannya itu. Melihat sekeliling, semua bangku telah kosong dan tinggal ia sendiri dipersawat. Seorang pramugari memperhatikannya dengan bingung melihat Miri bercucuran air mata. Miri bangkit, lalu berjalan kearah petugas bea cukai. Petugas bea cukai itu memperhatikan pasportnya dengan curiga, lalu bertanya apakah Miri dikorea untuk berlibur. Petugas itu menyarankan agar Miri lebih baik tidak mempunyai ide tinggal dikorea tanpa visa, karena itu ilegal. Ia hanya diperbolehkan tinggal sementara waktu, dan setelah batasnya tiba ia akan dianggap melanggar hukum jika masih berada dikorea.
Keluar dari bandara, Miri berdiri terpaku dengan keadaan disekelilingnya. seperti kebingungan karna tidak tau hendak kemana. Sementara itu, seorang pria baru saja mendarat dikorea. Ia sering salah saat hendak memulai pembicaraan ia berbicara dengan bahasa Jepang.
Pria itu adalah Song Yoo Hyun atau dikenal dengan Yukata. sejak awal kedatangannya, ia berhasil menunjukkan kelembutan hatinya dengan membantu orang-orang disepanjang perjalanannya.
Bersama dengan temannya, Yoohyun memberesi rumah sewaannya yang baru. Teman Yoohyun mengoceh kenapa Yoohyun yang merupakan pewaris Mondo Resort justru memilih memilih tinggal ditempat seperti ini. Yoohyun beralasan ia ingin belajar banyak tentang dunia dibalik kemewahan dunia chaebol. (chaebol: konglomerat). Yoohyun mendapat telpon dari ibunya, agar mengunjungi ayahnya dirumah sakit.
Miri tiba di Gosiwon (Sejenis penginapan murah, biasanya digunakan oleh anak sekolahan dan fasilitasnya tidak terlalu lengkap) untuk mengambil kamar. Saat mengikuti manajer pemilik sewaan itu, Miri tiba-tiba mendapat semburan mi ramen yang ternyata berasal dari mangkok mi Yoohyun yang terpeleset saat hendak keluar dari kamarnya.
Yoohyun panik sekali. Ia berusaha mengibaskan mi ramen yang mengenai baju Miri. Karena panik Yoohyun lupa ia sedang dikorea dan minta maaf dalam bahasa jepang. Miri yang kesal juga mengomel dalam bahasa jepang. Menyadari Miri dan ia berasal dari tempat yang sama, Yoohyun berusaha untuk bersikap akrab dan mengatakan ia juga berasal dari jepang.
Miri mengabaikannya. Yoohyun juga berkata ia akan mencucikan baju Miri yang kena tumpahan mi jika Miri tidak keberatan, dibalas Miri dengan ucapan dingin "Tidak perlu".
Untuk hari-hari selanjutnya, Miri bekerja serabutan untuk mendapatkan uang, sementara ia berusaha mencari pekerjaan tetap. Mulai dari menyuci mobil hingga cuci piring. Juga mendatangi berbagai perusahaan tapi ia ditolak karena tidak memenuhi syarat pendidikannya.
Belum lagi ia berada dikorea tanpa visa. Hal itu membuatnya mencari pekerjaan jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.
Pada satu malam, Yoohyun memasuki sebuah toko dan melihat Miri menimbang dua barang, sepertinya sedang memperkirakan sesuatu. Yoohyun tersenyum melihatnya. Saat dikasir, Yoohyun menghampiri Miri dan berusaha kembali bersikap lebih akrab dan mengajak berbicara, berkata ia juga membeli beberapa barang, tetapi barang-barangnya agak sedikit mahal sehingga ia tidak bisa membeli banyak.
Seperti saat awal pertemuan mereka, Miri kembali bersikap tidak memperhatikan Yoohyun.
Myung Hoon belum dapat menemukan seseorang yang bisa berbicara dengan dialek hakata. Hal tersebut membuat situasinya makin sulit. Jika Myung Hoon tidak dapat menemukaan seseorang yang bisa menjadi penghubungnya dengan Nakamura -yang bisa berbicara dengan dialek hakata-, mereka bisa menderita kerugian hingga triliunan, karena Nakamura adalah calon investor bagi hotel mereka. Lebih buruk lagi, Myung Hoon melihat Lee Hwa sedang mengobrol dengan Nakamura, hal ini juga berarti Lee Hwa sedang mendekati Nakamura untuk keuntungan Mendo Resort miliknya.
Myung Hoon menemui Sunbaenya yang bekerja sebagai costumer service untuk meminta bantuannya, mencarikan orang yang ia maksud. Tidak sengaja, ia berpapasan dengan Miri yang hendak melakukan interview. Tapi mereka berjalan kearah berlawanan tanpa mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka nanti .
Myung Hoon tidak sengaja melihat poster promosi konser piano istrinya, Lee Gwi Yeon. Untuk itu ia menemui istrinya distudio piano istrinya itu. Tapi ia menemukan sesuatu yang membuatnya shock. Melihat istrinya sedang berciuman mesra dilantai dengan seorang pria. melihat keberadaan Myung Hoon, Gwi Yeon malah tidak tampak terkejut, sebaliknya, ia menatap Myung Hoon dengan tatapan tajam.
Pria yang tadi berciuman dengannya segera keluar. Myung Hoon menatap istrinya, meminta agar sedikit menghargainya sebagai suaminya. Gwi Yeon tertawa, seraya berkata ia sudah menyediakan surat cerai. Gwi Yeon menyerang suaminya itu dengan kata-katanya, bahwa Myung Hoon lebih menjadi budak ayahnya dibandingkan suaminya sendiri. Bahkan tidak punya waktu untuk mengurusi dirinya sebagai istri karena sibuk bekerja untuk ayahnya dan tidak tahu ia beselingkuh.
Sementara itu, Miri sedang menunggu untuk dipanggil interview. bersama dua wanita, akhirnya ia dipanggil untuk menghadap. Kenyataan yang didapatinya, Ia benar-benar diabaikan selama proses wawancara itu. hanya dua orang disamping kanan dan kirinya yang ditanyai. Saat wawancara itu berakhir, bersama yang lainnya ia bangkit, tetapi pewawancara itu tiba-tiba memanggilnya, sesaat harapan Miri bangkit. Tetapi melihat gelagat Manajer yang tiba-tiba mengunci pintu, segera ia menyadari ada yang tidak beres.
Manajer itu mendekati Miri, Mengomentari keadaaan Miri yang seorang yatim piatu, tidak punya latar belakang yang jelas, visa sementara dan tinggal di gosiwon. Perilaku nya jelas menunjukkan bahwa ia "menginginkan" Miri seraya mengancam, jika Miri tidak menuruti keinginannya, ia akan membuat hidup Miri lebih sulit.
Emosi Miri meledak dan seketika ia menjadi ganas. dengan kekuatannya, ia memelintir tangan Manager itu hingga si manajer berteriak-teriak kesakitan. "Lalu kenapa dengan latar belakangku? Kau pikir dengan aku yatim piatu kau bisa memperlakukanku seperti ini? Bajingan kau!" bentak Miri. Kegaduhan diruangan itu membuat orang-orang diluar panik dan menggedor-gedor pintu.
Tidak berapa lama petugas security datang dan segera melerai Miri. Seolah mendapat dukungan, tiba-tiba saja Manager itu mendorong Miri dan berteriak bahwa Miri berusaha menggodanya karena ia tidak dapat menerimanya bekerja. Miri shock mendengarnya, ia berusaha kembali memukul manager itu tetapi ditahan oleh security. Dengan perasaan malu dan terhina, Miri keluar dari ruangan itu dan membenahi bajunya sambil berjalan. Tidak peduli pada tatapan orang-orang disekelilingnya, ia terus melangkah sambil menangis.
Ditempat lain, seorang perempuan ceria dan energik sampai di pusat kebudayaan jepang untuk wawancara sebuah kontes desain untuk pertukaran pelajar korea-jepang. Diperjalanan, ia sedikit ceroboh dan menjatuhkan bukunya ditengah-tengah jalan saat membantu seorang nenek menyeberang. Namanya Moon Hee Joo, belajar di Universitas Tokyo dan merupakan seorang putri dari Almarhum arsitek terkenal yang mendesain Hotel A.
Para pewawancara itu sempat menyatakan bahwa ayah yang dimaksud Hee Joo tidak punya anak. Hee Joo berkata ia dibesarkan dipanti asuhan ingin menyelesaikan desain ayahnya yang belum diselesaikan. Saat diminta menunjukkan buktinya, ia baru menyadari bukunya sudah tidak ada. Hee Joo mengomel dalam dialek Hataka, yang dipelajarinya saat ia tinggal di hakata. Seseorang menanyai apakah ia berasal dari Hataka.
Yoohyun tiba di Pusat kebudayaan Jepang untuk mengubah kewarganegaraannya dan menjelaskan dirinya lahir di jepang,. Ayahnya berasal dari korea dan ibunya orang jepang. tetapi ternyata ia salah masuk ruangan.
Kembali beralih ke Miri yang berjalan keluar dengan shock dalam hujan. Ia hampir ditabrak oleh Myung Hoon yang terburu-buru begitu mendengar kabar dari staff nya bahwa ada orang yang berpotensi bisa berdialek Hataka di pusat kebudayaan Jepang. Myung Hoon turun dan bertanya apakah Miri tidak apa-apa, Miri menatapnya dengan marah, dan mengumpat dalam dialek yang sangat dicarinya, dialek hataka. Jelas saja Myung Hoon tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, Ia mengikuti Miri dan terus-terusan bertanya apakah Miri baru saja berbicara dengan dialek Hataka.
Miri baru saja dilecehkan oleh orang asing, Tidak mungkin baginya untuk merasa nyaman mengetahui seorang laki-laki asing yang lain sedang mengikutinya. Myung Hoon menjelaskan maksudnya, ia sedang membutuhkan seseorang perempuan berusia dibawah 35 tahun, bisa berbicara hataka dan berpenampilan yang baik. Miri tertawa sinis, "Aku tidak tahu apakah aku terlihat menyenangkan, tapi kepribadianku tidak." Myung Hoon tidak menyerah, akhirnya ia berhasil meyakinkan Miri mengajak Miri kekantornya.
Dikantornya, Myung Hoon menjelaskan bahwa ia membutuhkan seseorang untuk menjadi penghubungan dengan tamu VVIP (Nakamura). Miri mengerti bahwa Myung Hoon menawarkan pekerjaan sementara, Miri membalas ia tidak bisa menerima pekerjaan itu. Miri mengatakan dengan jujur kondisinya, dimana ia hanya memiliki visa sementara dan perlu mencari pekerjaan yang menginjinkannya tanpa harus memiliki visa kerja.
Ia menatap kearah Myung Hoon. Membaca ekspresi Myung Hoon, ia mengerti Myung Hoon tidak bisa membantunya. "Aku mengerti, kau bertemu denganku dijalan dan tidak satupun yang merekomendasikan ataupun menjadi jaminanku. walaupun jika aku mengatakan aku dari universitas Tokyo, itu tidak akan mungkin."
Miri hendak pergi, tiba-tiba Myung Hoon bertanya, "Apa kau lulusan Universitas Tokyo?" . Miri berbalik bertanya, "Jika aku berasal dari universitas Tokyo, apakah itu akan mengubah sesuatu?"
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !